Powered By Blogger

Minggu, 15 Agustus 2010

SEBUAH CERITA TENTANG MATA UANG TIGA DOLLAR


Mata uang tiga dolar ini telah dikeluarkan oleh Bank of Hudson, New York di tahun 1816. Selama masa periode ini, Pemerintah Amerika Serikat telah mengesahkan bank-bank prbadi untuk mengeluarkan uang kertar berdarakan pada likuiditas mereka. Bank mengeluarkan surat berharga dari banyak denominasi-denominasi yang tidak biasa. Harga yang dicantumkan mengurangi semakin jauh dario bank dari nilai asli mereka dan mereka di habiskan sehubungan dengan kerugian dan pengeluaran di dalam menebus menggantikan mereka dengan "uang yang sebenarnya" – uang logam.
Ya, ada suatu waktu ketika ada uang tiga dolar. J. N. Loughborough mengatakan cerita berikut (dipadatkan) di dalam autobiografinya:
[Sebagai seorang muda yang baru berusia 16 tahun, dia telah dikontrak untuk melakukan pekerjaan angkutan di sebuah tokoh] "berdiri di dekat dengan Erie Canal, dan kebanyakan dari pelanggan kita adalah supir-supir. Gantinya belajar tentang pekerjaan anggutan, saya ditugaskan untuk menarik sepatu kuda, mengencangkan pakunya, mengisi dan menyelesaikan kuku itu, dll. Selama tiga bulan itu tidak ada kereta penarik di toko itu. Oleh karena saya tidak menerima pekerjaan angkutan seperti yang dijanjikan, saya membatalkan kontrak itu, dan menerima pekerjaan tiga bulan untuk menyelesaikan tempat tinggal saya dan baju kerja setengah kulit sapi.
"Sekarang dengan tidak memiliki uang sepeserpun, saya kembali ke tempat tinggal ibuku di kampung kelahiranku. Di sanalah saya mulai menuai hasilnya ketika saya tinggal di daerah malaria yaitu di daerah sekitar kanal dan kolam-kolam di mana katak hidup. Saya mulai merasa dingin...saya pikir hidup saya sudah berakhir.
"Ketika rasa dingin itu mulai meliputi saya, saya merasa bahwa adalah tugas saya untuk pergi dan berkotbah kepada orang lain tentang kebenaran yang indah itu...namun saya mulai mencoba untuk membuang pengakuan ini dengan pemikiran bahwa seorang anak laki-laki yang belum berusia tujuh belas tahun sangatlah terlalu muda untuk berkotbah. Kemudian, lagi-lagi saya berpikir bahwa saya tidak punya uang sepeserpun dan pakaian-pakaianku tidak ada yang pantas...Jadi pada hari ketika saya diserang oelah perasaan dingin ini sebanyak dua kali, saya berkata, ‘Tuhan, hilangkanlah rasa dingin dan demam ini dan saya akan pergi untuk berkotbah sesegera mungkin’... Perasaan dingin itupun hilang pada saat itu juga.
"Setelah berakhirnya serangan malaria selama sembilan minggu, saya sangat lemah secara fisik, namun tetap sadar...tetapi tidak mungkin untuk pergi dalam pekerjaan pelayanan. Saya kemudian diberikan sebuah pekerjaan yaitu memotong kayu. Dalam waktu satu minggu saja saya sudah dapat menabung sebanyak satu dolar setelah mengurangi pengeluaran-pengeluaran. Itu akan dapat mengongkosi saya kemana saya harus pergi, tetapi bagaimana dengan pakaian? Tetangga yang kepadanya saya bekerja memberikan kepada saya sebuah jas dan sepasang celana panjang, baju bekas miliknya; tetapi oleh karena dia adalah seorang pria yang jauh lebih tinggi dari saya, baju-baju ini setelah dipotong setengah yaitu beberapa inci dari celana panjang itu kini menjadi tidak cocok untuk dipakai... Kakak saya telah memberikan kepada saya sebuah mantel yang juga sudah saya potong setengahnya. Bersama dengan dandanan yang aneh dan dengan $ 1.00 itu, saya memutuskan untuk pergi ketempat-tempat dimana saya tidak dikenal dan mulai mencoba untuk berkotbah. Jika saya gagal, maka teman-teman saya tidak akan mengetahuinya.
"Pada suatu hari Caleb Broughton datang kepada saya dan bertanya apa yang akan saya kerjakan selama musim dingin ini. Saya telah rindu untuk menyatakan isi hati saya, namun saya tidak berani untuk mengatakan apapun karena saya takut membuat kesalahan. Saya menjawab, ‘Saya telah berpikir bahwa Tuhan menginginkan saya untuk berkotbah, tetapi bisa saja saya salah.’
"’Puji Tuhan, saudara John!’ jawabnya. ‘Saya sudah memperhatikan kamu untuk waktu yang lama, dan kelihatan kepada saya bahwa tugasmu adalah untuk berkotbah. Saya akan melakukan apa saja yang dapat saya lakukan untuk menolong anda untuk berkotbah.’ Dia kemudian memberikan kepada saya uang tiga dolar, hadiah yang pertama untuk sebuah tujuan.
"Tepat setelah Natal, tahun 1848, saya pergi dengan menggunakan kereta api ke Rochester, berjalan 12 mil menuju Adams Basin, menginap dirumah saudara laki-laki saya, kemudian berjalan menuju Kendall Comers dimana saya tidak mengenal seorangpun di sana. Dengan beberapa buku yang senilai 5 dolar yang telah diberikan kepada saya untuk dijual untuk melanjutkan perjalanan saya, saya semakin dekat dengan tempat itu, sambil mengangkat hati saya kepada Tuhan dan berharap bahwa Dia akan membuka jalan."
Dengan demikian apa yang telah menjadi sebuah gambaran karir yang panjang dari seorang dari para perintis gereja kita. J. N. Adalah juega orang pertama yang menulis sebuah sejarah dari gereja kita yaitu Pergerakan Kedatangan Kedua Yang Besar.